Selasa, 01 Juli 2008

TV

Ketika rasul, pembawa pesan, nabi yang diutus Tuhan banyak dipalsukan hingga keberadaan merekapun dipermasalahkan karena memang ada dasar yang sangat fatal untuk diusik oleh keberadaan mereka. Namun adakah kita memepermasalahkan nabi baru yang banyak diikuti para umatnya?? Ketika semua umat manusia digiring kepada satu keinginan dan hawa nafsu belaka. Ketika manusia dirubah pola pikirnya tanpa harus meninggalkan agamanya. Ketika manusia dibohongi tanpa terasa oleh opini yang sangat jauh dari kenetralan. Siapakah nabi baru yang jelas palsu itu? Televisi… Ya berbagai macam bentuknya namun efeknya wow luarbiasa. Memang tidak semua tayangannya merusak. Namun kebanyakan memang cendrung merusak. Tiap tayangan memiliki berbagai segmen. Dengan efek merusak fundamental dari sejak Balita sampai tua. Doktrin, Dogma, Euphoria, Penyakit, hedonisme, kapitalis, liberalisme dan semua yang tidak ada dalam menu kebaikan tersedia disana. Siapa para pengikutnya? Tentu saja para penonton yang tidak punya filter yang baik. Penonton yang hanya bisa menikmati dan mengikuti apa yang mereka lihat padahal hanya sedikit tayangan yang mendidik dan bermutu. Kebanyakan dari para penonton justru menyaksikan tayangan yang tidak mendidik dan tidak bermutu. Tanggung jawab siapa ini? Pemerintah sudah punya Lembaga sensor(Hampir mau ditutup karena permintaan kaum liberalis bejat) Komisi Penyiaran Indonesia dan banyak LSM yang sudah perduli akan pentingnya tayangan bermutu dan bahyanya tanyangan yang tidak bermutu. Semua di gelar di sebuah sistem yang serba abu-abu(Bersambung)